Senin, 19 Oktober 2015

Curhatku padamu, Buyurku.

My dirly, Buyur.

Buy, maapin aku nyak. Aku harus jujur nih sekarangmah.
Jujur, ketika kamu mulai ngadongeng tentang wanita idaman kamu, si Flawless tea, akuteh asa cemburu gitu. Kayak ada manis-manisnya gitu. Hmz.

Ketika kamu mulai deskraib dia di depan aku, rasanya teh asa hanyir-hanyir gitu. Hmzz.
Ketika kamu mulai bangga-banggain dia ke aku, rasanya teh lalinu gitu. Hmzzz.
Ketika kamu mulai ngomongin dan konsultasi tentang rancangan masa depan kamu sama dia ke aku, rasanya teh asa hangit-hangit gitu. Hmzzzzzz.
Hmzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz pisan lah mun kamu geus kitu teh.

Ditambah sekarang si Ucil bogoh ke kamu.
Ucil suka puji-puji kamu tentang wibawa kamu, rasanya teh asa hapeuk-hapeuk gitu.
Ucil suka puji-puji tentang gantengnya kamu, rasanya teh asa jijay-jijay gitu.

Aku tau, aku bukan siapa siapanya kamu, begitu pula sebaliknya.
Tapi, Buy. Seandainya kamu tau, kamu ngerti, kamu paham sama apa yang ada dina jero beuteung ini. Aku lapar.
Kalem, remed.

Buy, seandainya kamu tau, kamu ngerti, kamu paham sama apa yang ada dina jero hate ini. Sebenernya, kamari teh aku curhatin tentang kamu. Aku hayang beja, tapi takut dikira bercanda ku kamu teh. Kamu udah apal kalau aku bohong teh tuluy we ngupingkeun. Ternyata kamu masih belum paham betul sama aku. Kamu mungkin belum ngerasa match sama aku. Tapi aku begitu adanya, aku udah ngerasa klop banget siah sama kamu. Asa hayang nginep di sakola kalau udah berdua sama kamu teh. Asli inimah. Rili laik yu.

Buy, terima kasih sudah mau menjadi wadah curhat ke-2 setelah Allah. Kamu sudah makin menambah motivasi belajar sejak si Babon menghilang. Terima kasih telah membuat kecaprukanku ini kembali berwarna. Terima kasih telah menambah motivasi dalam mempertebal iman dan lebih mengenal Allah.

Aku teu bisa ngarep leuwih mun kamu masih susah mup on. Aku akan mengerti itu. Sabab baheula aku pengalaman sama si Babon.

Aku tertarik, aku kagum, aku suka.
Mungkin tulisan ini hanya baru sampai tahap ke-3. Jika suatu saat perasaan ini berubah, akan kuceritakan kembali padamu.
Aku tak biasa berbohong, namun untuk jujur padamu tentang semua ini, sepertinya tak akan kuceritakan semua.

Asa baku gini ya nyarita teh 😂
Ya udah da akumah cuprak.
Maap ya.

Leup yu on stage 3, Buyurku.
Lots op leup padamu.
Missing you epri nait.

Sabtu, 10 Oktober 2015

Surat untuk kawan.

Kawan,
Kutulis surat ini di malam-malamku yang panjang
Mengajakmu melintasi lorong waktu yang dahulu
Saat pundakmu menjadi persinggahan cerita kalbu
Saat jemarimu selalu hadir di atas air mataku.

Kawan,
Bisakah kali ini kenangan itu kita ulangi?
Sekali.
Dua kali.
Atau bahkan berjuta kali, mari kita ulangi
Sebelum jarak melebar
Selagi peluk masih bisa meluber
Sebelum rindu tak bisa lagi melebur

Kawan,
Jika rindu ini berwujud, kuharap kau tak melihatnya
Nanti..... Kau takut
Karena rindu ini tumbuh lebih besar, dari bahagia yang dulu kita cipta

Aku ini gemar merindu
Atau rindu kah yang menahan hingga menahun?
Membiarkanku memeluk bayangan semu
Mengabaikanku bercerita tak tahu waktu.

Ah ya, kawan
Jika kelak kau tak menemukanku di ambang pintu
Tolong, cari aku di pundakmu
Di hatimu
Di isi kepalamu
Karena pelukmu adalah magnet
Padanya, aku jatuh sampai patuh
Karena matamu adalah rumah
Padanya, kupasrahkan segala rebah

Kawanku, adalah rumahku.
Kawanku, bagai jejak sriwedari tak berbatas waktu.

-Dari aku, sahabatmu yang sedang memeluk lutut-


Karya : Yayu Nurhasanah
https://twitter.com/Yaynrh

Rabu, 23 September 2015

Gara gara minum Bengsin.

Bieu pas balik sakola, si gue balik liwat baros kannnn. Tuluy ningali bengsin teh jarumna geus di E. Soak dong eyke? Dikebutkeun weh nepi pombengsin terdekat bari balikna kudu muter jalan. HMZZZ.

Tuluy ngantri we nyak. Bari disidik-sidik itu si bapa nu melayani kelihatannya prenly juga. Sampai tiba saatnya giliran si gue ngeusi tengki bengsin.

Si bapa kadon ngajak ngobrolse. Gilz.

B untuk Bapa. A untuk Aing.

B:"Naha jam segini udah pulang, neng?"
A:"Iya pa. Sepertiga hari da soalnya udah siap2 buat qurban di stmnya pa."
B:"Oh kitu. Meuncit berapa sapi atau kambing atau domba?"
Jero hate aing said: 'meuncit bapa aja deh biar mambrur. Hmz'
A:"Meuncit sapi 2 senah pa."

Aing teh nutupan tengki we bari numpakan burok biruku itu. Si bapa manggil urang deui.
B:"Neng, ada yang lupa jigana"
A:"Ah henteu pa jigana. Nuhun Pa!"
B:"Lupa uangnya neng"

BAHLUL! AING LUPA! PORGOT YA ALLAH PUNTEN!
A:"Eh iya Ya Allah aduh bapa punten. Yeuh punten pa. Isin abdi. Nuhun pa! Samlekum!"

Kebutkeun ku aing hayang geura mangkir tidinya atuh da era nu ngantri teh ni loba ngaruntuy gile. Si bapa da caleuy. Aing jadi ga konsen kan. Hmzzzzzz.
Eh.
Atau si gue nu caleuy nyak?
Yaudin kita berdua aja lah biar so swid. Hmmmmmmmmmmm soswid soswid bulu kelek firaun! Bengeut! 😢

Hirup aing. Duch. Tragis dan miris.

Tunggu kisah caleuy Wacep selanjutnya yah beyb. Gudbay. Muach.

Jumat, 07 Agustus 2015

Hitam.


Ku duduk di sudut ruangan seperti malam-malam lalu
Tumpukan kertas menggenangi meja belajarku
Pena mengangguk-angguk
Mengukir kata dengan cipratan tinta


"Kau menulis apa?" tanyamu
Ku mendongak menatap matamu dengan sorot kosong
Lalu ku tersenyum
Dengan senyuman paling kering
Sekering ranting pohon jambu yang meranggas
"Puisi," kataku kemudianlalu menulis lagi.


"Kenapa di atas kertas hitam?" tanyamu.
Ku mendongak sambil menarik nafas berat
"Eweuh kertas deui," jawabku.


Ini puisi hitam
Sehitam bengeutku yang hinyai
Sehitam asa yang perlahan mati
Sehitam cinta yang hampir busuk
Sehitam malam-malam panjang penantianku
Akan dirimu yang tak pernah berakhir pelangi
Hujan wae sih, teu ereun-ereun
Guludug pula
Rungsing!


"Aku tidak mengerti," ucapmu.
Ku menatapmu nanar dengan bola mataku yang kelabu
"Karena kau tidak pernah berusaha untuk mengerti," jawabku


Kau menjadi demikian hitam dalam hidupku
Hingga segalanya muram dan tak terbaca.


"Maafkan aku," katamu penuh sesal.
Aku menggeleng
Terlambat, puisi ini hampir usai.

Selasa, 04 Agustus 2015

Ini bukan akhir dari kisah capruk Wacepruks

Dear si kamu
Kamu
Iya kamu
Heueuh kamu, saha deui.

Terima kasih sudah nolol dalam hidupku yang kadang remang-remang ini
Terima kasih sudah membuat keanehan hidup yang lama kelamaan jadi rancu ini
Terima kasih sudah menjadi inspirasi dalam berbagai karyaku
Terima kasih sudah menjadi objek yang membuatku terpacu supaya jadi rajin, jadi getol ngaji, jadi pengen seperti wanita

Mungkin kamulah orang yang selama ini bikin aku penasaran sama karakter laki-laki
Mungkin kamulah orang yang selama ini bikin aku tertarik sama hal-hal berbau logic yang benar-benar tidak aku kuasai
Mungkin kamulah orang yang dulu bikin aku tertarik memperdalam pelajaran fisika
Mungkin kamulah orang yang dulu aku tuturin pulangnya, cuma biar tau rumah kamu dimana
Mungkin kamulah orang yang aneh, orang absurd, orang cuprak dengan sisi religius yang luar biasa yang memberiku inspirasi supaya lebih sholehah lagi
Mungkin kamulah orang yang memotivasi aku biar lebih pucuk-pucuk belajar programmingnya
Mungkin kamulah orang yang dari dulu aku tungguin di deket gerbang sekolah, cuma biar bisa tegur sapa sama kamu

Tapi, sekalinya ketemu
Kayak ga kenal

Aku bingung
Makin bingung

..

Sahabat dan teman-temanku bilang,
Di socmed 'kita' terlihat baik-baik saja

Tapi, pas ketemu
Liat-liatan mata aja kagak
Apalagi senyum

...

Aku bingung harus bagaimana lagi.

Aku bisa memulai segalanya dari awal
Aku bisa memulainya dengan cara yang berbeda
Aku bisa memulai semuanya dengan berbagai cara yang kamu mau

Tapi,
Rasanya lain.
It feels like,

You shut me out.

....

Thank you for every lies.
Thank you for shuting me out.

Thank you for being my crush in all these 4 years.

...

Da akumah apa
Akumah jiga kalangkang bagong
Sehingga ketika jumpa di warung babeh
Kamu memalingkan raray dan kemudian nutupan raray ku jas lab

Yaudah lah. Gaapa apa akumah.

Kalau kamu tidak mau kenal sama si aku lagi mah ga apa apa.
Si aku juga bisa atuh kaya gitumah

Citel.
Easy.
Gampil.
Kantan.

Da yang keliatan awak badag berotot teh bukan cuma Agung Hercules.
Akuge badag. Setrong. Kuat. Wanian.
Tapi angger we.

Se-macho-nya akuge da tetap saja,
Aku wanita.

Akuge wanita,
Akuge boga rarasaan,
Akuge apal nu mana nu omdo,
Nu mana anu bener nyepeng omongan.

Awas.
Siaga.
Waspada.

Jangan bikin wanita murka.
Kalau wanita sudah murka, merugilah.
Karena wanita selalu benar.

Eh.
Teu oge sih.

Mun aku nu murka mah suka jol Iron dance.

....

Kamu.
Hey kamu.
Iya kamu.

Pintu keluar dari jiwa yang suram untuk ditinggali ini sudah terbuka lebar untukmu.

Untuk kamu.
Kamu.
Iya kamu.

Kamu.
Ampas hate yang bisanya cuma hare-hare.
Ampas hate yang gawenya bere harapan ka awewe.
Ampas hate yang telah membusuk bilatungan jiga bangke.

Eh
Ulah ketang geleuh
Yey
Amit amit
Naudzubillahi min dzalik

...

Sekarang
Waktunya untuk meninggalkan masa lalu yang absurd
Masa lalu yang rancu
Penuh dengan lika-liku
Lika-liku cerita cintaku
Lika-liku kecaprukan hidupku

Aku harus bisa membuang jelema itu dari pikiran yang usang ini
Memori kelam tentang jelema itu harus segera dijual ka loak

Lumayan kan dikilo
Buat jajan
Iya jajan
Jajantengan nunggu wakacipuy baru

Yiiihaaaaa!!!

...

Aku bisa.
Pasti bisa.

The last,
My quote:

"Bisa karena biasa. Change your habbit. Ga ada yang ga bisa. Kamu cuma 'belum biasa'. Allah menyediakan ribuan cara buat kamu supaya kamu terbiasa dan kemudian bisa. Intinya, yakin dan tawakkal!" -Wacep

Sabtu, 01 Agustus 2015

Bau bau cinta

Kisah ini terjadi pada poe sabtu, minggu lalu.

Di suatu pagi, aku terbangun dari hibernasi pada pukul 07.27 pagi.
"Oh tidak! Aku terlambat! Buhaya!" seruku jero hate. Aku bergegas lumpat menuju kamar mandi dengan jarak 200 mil jauhnya.

Teu atuh, kalem weee 😂

Aku lumpat dengan mata bergerilya mencari handuk biruku yang indah semlohay. Kemanakah perginya gerangan?
Tak lama, aku menemukannya.

Aku pun ibak dengan metode kilat bagaikan flash. Yaeeelah 'metode' 😂

Ibak cepat tentunya nyabunan awak, raray, jeung waos atuh manya cai hungkul. Mun teu mah bau kelek jeung dahdirna awet atuh. Akuge mikir 😢

Rek make lulur ge da asa percuma 2 taun nyabunan awak make lulur da asa teu bodas waee kesel. Emang pada dasarna kulitna budug tutung meren nyak?
Ok. Skip.

Mandi tamat. Aku pun bergegas diacuk dan tidak lupa tiung syar'i yang semoga membuatku semakin sholehah dan semakin indah. Geleh ya bengeut pisan. Iyywhh.

Cermin membuatku luput ngorehan cileuh di sudut kedua mataku. Bisa diperkirakan, tanpa kusadari, 7 menit kuhabiskan untuk ngorehan cileuh.

TIDAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKK!!!!!!!! 😣

Aku pun lumpat bari milari sapatu baruku. Sapatu yang membuatku merasa seperti wanita. Yuhuuu.
Padahal sapatuna mah biasa aja sih. Ga bagus-bagus amat. Tapi saat memakainya aku merasa jadi 'akhwat'.
"Samlekuuuumm" 🙏

Setelah kutemukan sapatu baruku itu aku langsung numpak burok biruku yang bermerek populer 'mayo'. Kuhurungkan mesinnya. Dia masih ntot-ntotan. Mesinya masih dingin. Aku menggerutu di hareupeun tangkal nangka "Buru beybeh bisi teu dibere jukut. Sok semangat atuh anterin si gue"

Motorpun sudah rada ngagolak. Aku pun nyupiran menuju kampusku tercintah. Ngeeeennggg! 🏇

Skip!

Setibanya di stm pada pukul 9an lah nyak. Aku mencari stan ekskul idaman lidah emas. Kenapa disebut lidah emas? Entah. Ah caprukkan saja lah gapapa dong da authornya ge capruk. Yap. English Club. Kemudian aku lumpat ke tempat dimana geng berkumpul. Ruang 10.

Tuluy we nepi ditu, geng pada rariweuh "YAAWLOOHHH TETEEHHH KAMANA WAEEE JAM TUJUHH HEYYYYYY JAM TUJUHHHHHHHH!!!"
Tidak jauh dari kata-kata yang ngeledek bahwa aku hudang beurang.

Aku pun menentang argumen geng dengan kebohongan yang jujur
"WEEYYY KALEM HEEULAAA GUYSSS!! YEUH KUPINGKEUN, tadi teh Wacep teh milarian heula eta kain hiji deui tapi sulid. Tapi dapetna ngan hiji. Tuluy udah gituteh tau ga wacep teh hudang beurang kusabab alarem parareum semuah kusabab henpunna pareum duanana 😢 maapkan aku yang cileup ini eeaaakkkk?"

Mereka pun cicing tidak ngewaro.
Owkaaayy! I'm fineee!! 😢

Skip!

Kemudian jam 10an lebih, English Club memulai demo masak. Eh naon. Demo ekskul gitu lah.

Skip aja meh gantjang.

Selesainya demo, ateu-ku. Adik dari bapa wacep, menilpun. Dan bewara bahwa dia dituturkan mantan kekasihnya. Dan dia sieun. Meminta pertolongan padaku.
Akupun jangar. Lieur.

Tadinya mau cari pemandangan bari jajan bersama Dinan. Jadi riweuh gara-gara ateu. Sebel.

Lalu aku menyelesaikan sebuah masalah yang sangat rancu yang seharusnya disekip. Yu ah skip.

Sesudah melewati skandal cinta yang goreng patatz, aku pun mengantar ateu ke rumah temannya. Dekat sekolah tetangga. Tuluy sehabis nganteur teh aku meuli baso di hareupeun sakola tetangga. 5 rebueun. Caw STM!

Sesampainya di Ruang 10, aku mulai mengambeu sesuatu yang sangat mulek. Hatiku bertanya-tanya. Bau apakah gerangan?

Kucium-cium, ku ambeu-ambeu, teridentifikasi oleh hidung seperti bau amis dari asin jambal roti.

Kupikir datang dari wadah taperwerku karena ibuku membekali sangu dengan balakutak.
"Oh, meren bau balakutak ya? Ah mamam mah mamam weeee" aku bergumam ngomong shorangan.

Aku mamam di meja murid di depan kursi guru. Saat aku duduk disana, baunya muncul begitu mantap. Tapi lama-lama disturbing juga. Kesel.

Aku inisiatip bertanya pada Dinan "Nan, sepertinya titatadi aku ngambeu sesuwatu. Seperti bau '💩'. Apa anda ngambeu juga?"

*kata 'tai' kami sensor dengan emotikon  '💩'

"Iya ya. Dari tadi asa bau" jawabnya padaku.
"Manya ucing mdl di jero kelas sih? Kan gaada pasir keur ngubur '💩'-na atuh meren. Dasar cuprak ucingteh gamikir" aku menggerutu bari ga diwaro Dinan. Dia asik bermain gim di henpun Inang.

Saat aku ngahuap baso, baunya semakin lama semakin kaambeu. Mulek pisan. Makan tidak senapsu yang dibayangkan. Mun eta bau aya haseupna, mereun eta mamam bari dipuiran ku haseup hejo bau '💩'.

Aku makan dengan gancang kemudian berniat sholat dzuhur we.

Saat aku berjalan menuju masjid, eh stan EC lagi rame. Mampir dulu we.

Sesampainya di stan aku menyapa beberapa siswa @42 dan mengobrol dengan EC@41

Saat aku duduk sila, ikut nimbrung bersama EC@41

"Sepertinya ada bau-bau '💩' yak disini?" ucapku memulai pembicaraan.
"Ah iya gitu teh?" ucap salah satu geng

Aku mulai manyun-manyun mengendus keberadaannya.

Hingga tiba saatnya

Akupun membalikkan telapak sepatu baru sebelah kanan

😢

Nampak sesuatu kuning kecoklatan melekat di telapak sepatu baruku.

...

....

Oh tidak!

...

Seekor lalat pun menghampiri telapak sepatu baruku yang ada 'samting not gud' itu.

Salah satu geng nyeletuk "Ah ketauan inimah yang nincak '💩' siapa 😂"

Aku ngahuleng sejenak.

...

...

Kemudian

...

"TIIIIIIIDAAAAAAAKKKKKKKKKKK!!!!!!! 😭"

...

"SEPATUU BARUUUUKUUUUUUUUUUUU!!!! 😭"

...

Geng masih ngakak menertawakan sapatuku.
Reputasiku menurun derastis.
Oh tidak.
Aku tidak mau pemeus gara-gara '💩' uching.
Ya tuhan.
Heleup.

...

Aku langsung lumpat guys itumah. Dipermalukan sama '💩' ucing.
Ngegogosok sapatu pake genteng atuda kacida.
Duh simkuring.

Sesudahnya. Akupun sholat dzuhur. Meminta hidayah dibalik semua tragedi ini. Tragedi bau-bau cinta. Ampas cinta dalam perut lah gukguk sekale.

...

Selesai sholat, aku merenung.
Merangkum semua tragedi ini.
Merangkum pelajaran hidup dari tragedi ini.

...

Di setiap do'aku, selalu nyangsang namamu. Aku selalu mendo'akanmu. Semoga kamu baik-baik aja, dijauhkan dari sakit. Kalau kamu sakit, siapa yang nyakitin aku? 😢 eh?

...

Ah, akhirnya aku mendapat pelajaran bahwa;

"Mun leumpang ningali ka handap, tingalian heula eta jukut jeung taneuh. Apakah disana terdapat -bunga pasir- atau tidak. Apakah ucingnya mdl dengan padat atau bushiat. Amatilah sekitar dengan mata. Jangan asal tincak. Untung leumpangna ku sampean, sanes ku panangan."

Untuk terjemahan lebih jelas bisa tanya malaikat ._.
"MANROBBUKAA?!"

Inilah tragedi cintaku bersama si bacin.
Bau-bau cinta 💕💩