Kamis, 28 September 2017

Curhatku untuk Bapak

Teruntuk Bapak-bapak di seluruh Indonesia,
dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya,
semoga dapat direnungkan setelah membaca keluhan saya ini.

Pak, mohon maaf.
Sesungguhnya saya kesal jika menemukan bapak-bapak nyupir bari ngarokok.
Entah itu nyupir motor, nyupir angkot. Saruana.
Apa motivasi bapak?
Ngahaja ngahalangan mobil yg mau nyalip bapak?
Tanpa bapak sadari, bapak nyupir tuh laun dan ngahalangan jalan, pak.
Belum lagi pas bapak nyipratin abu rokok.
Atuh katebak angin.
Kena mata orang.
Kesel guah.

Sesungguhnya kelilipan abu rokok itu peurih, pak.
Kaalaman ku abdi, pak.
Jika bapak diberi pertanyaan; "Bapak mau ngajaran kelilipan abu rokok?"
Bapak jawab apa?
Tentunya tidak, kan?
Gamau kan?
Gamau dong?

Jika bapak sakit bengek alias asma, dan bapak numpak angkot yg supirnya nyupir bari udud, dan bapak kambuh, pasti bapak marah kan?
Marah dong?
Mungkin itu bau bukan cuma dari bau rokok aja, bisa aja ditambah bapak bau kelek?

Pak, sesungguhnya keselamatan adalah hal utama dalam berkendara.
Dengan bapak nyupir bari udud, itu sudah termasuk menyepelekan keselamatan hidup bapak.
Belum lagi orang-orang yang terganggu dengan asap dan abu dari rokok yang bapak hisap.

Sekian curhatan saya hari ini.
Mohon maaf jika ada unsur menggurui, abisnya saya kesel mata picek sebelah hari ini.
Sebagai penutup, plis bgt bapak, taubatlah. Setidaknya jangan udud bari nyupir.

Dariku, wanita muda yang tadi racing vs tukang tahu.
Aku menghawatirkanmu.

Selasa, 07 Maret 2017

Pengagum Rahasiamu karya Baiq Sandiati Yuliandri

Bila tiba waktuku
Selama nafas masih mengalun dalam raga
Selama jantung masih memukul dalam jiwa
Dan, selama itu juga aku terus hanyut dalam kenangan kita
Tunggu dulu, kita?
Aku rasa hanya aku bukan kita
Tidak juga aku
Tanpa ada yang menjamin perpisahan itu

Awalnya aku rasa melupakanmu adalah sesuatu yang indah
Karena kamu belum pernah menjadi milikku
Aku mengerti ini rencana Tuhan
Tapi apakah ini rencana indah Tuhan untuk kita?
Aku mengerti akan ada yang datang setelah sekian lama menunggu!
Aku mengerti akan ada pelangi setelah hujan
Aku juga mengerti selalu ada siang dan ada malam

Satu yang sampai sekarang tidak aku mengerti sampai kapan rasa ini tetap bertahan untukmu?
Aku perindu setiamu
Aku disini selalu berharap kamu mengerti rasaku
Kau tidak tahu rasanya jadi aku ya

Aku si pengagum rahasiamu
Aku rindu memandangi wajahmu dari kejauhan
Aku rindu menulis semua tentang mu
Aku pemujamu yang tidak pernah kau tahu
Apa kau sadar aku selalu memperhatikanmu dari kejauhan?

Apakah kau tahu aku selalu memikirkanmu dalam kesendirian?
Aku tidak tahu akan sampai kapan rasa ini bertahan
Aku pula tidak tahu akan sampai kapan tenaga ini digunakan untuk melindungimu
Sampai kapan hati ini berpihak padamu

Aku si pemuja rahasiamu
Yang tak pernah kau anggap keberadaanya
Apakah kau tak memiliki hati?
Sehingga untuk merasakan cintaku pun tak mampu bagimu
Apakah kau tak memiliki mata?
Sehingga kau tak bisa melihat curahan perhatianku untukmu?
Iya, aku mencintaimu dengan kebisuan yang selama ini coba ku ceritakan padamu
Dalam alunan tentang cinta, ketidakberdayaan dan juga rasa terhebat yang ada dalam wajah-wajah lugu pendamba
Malaikat tidak harus cantik bukan?
Karena sosoknya akan tetap mempesona didalam kesederhanaan
Sesedernaha rasaku padamu
Aku, Pengagum Rahasiamu.




 - Baiq Sandiati Yuliandri